Selasa, 24 Mei 2016

Ulah Pati Dan Salah Pati

Uraian Singkat Ulah Pati Dan Salah Pati

Yang dimaksud dengan ulah pati adalah sikap dan prilaku manusia yang pada puncaknya tidak sanggup menanggung beban penderitaan yang dialaminya kemudian mereka memutuskan untuk mengakhiri hidupnya dengan ulahnya sendiri atau bukan yang menjadi kehendak Nya. Misalnya saja kematian yang di akibatkan karena sengaja minum racun, menjatuhkan diri dari gedung yang tinggi dan berbagai tindakan buruk lainnya yang tidak sesuai dengan ajaran agama.

Sementara salah pati adalah suatu kejadian yang menimpa seseorang tanpa mereka sadari sebelum sebelumnya atau segala sesuatu yang terjadi pada seseorang tanpa disengaja. Misalnya mati karena kecelakaan lalu lintas, jatuh dari pohon dan kejadian lainnya akibat daripada kecerobohannya sendiri.

Sekilas tampak ada kemiripan namun sanksi yang akan mereka terima pada akhir kehidupannya tentunya berbeda. Ulah pati atau kematian yang bukan menjadi kehendak Nya mengisyaratkan bahwa kita sebagai manusia tidak sanggup menghadapi cobaan ataupun ujian yang di berikan oleh Nya. Oleh karena itu roh yang bersemayam dalam diri sudah bisa di pastikan tidak akan bisa menempati ruang ataupun menyatu dengan Tuhan. Peristiwa atau kejadian inilah yang sering digambarkan sebagai roh gentayangan.

Sedangkan salah pati atau kematian yang tidak disengaja erat kaitannya dengan karma atau hasil daripada setiap perbuatan kita di dunia. Demikian juga halnya dengan kematian yang diakibatkan karena penyakit bisa digolongkan ke dalam salah pati.

Semua berawal dari sebuah kecerobohan akhirnya tertimpa suatu musibah mengindikasikan kalau kita kurang waspada terhadap berbagai kemungkinan yang terjadi. Itulah sebabnya kita selalu diingatkan untuk  berupaya melakukan tindakan pencegahan sebelum kejadian yang sesungguhnya benar benar terjadi.

Demikian juga halnya dalam menyikapi kehidupan ini, untuk menghindari beban penderitaan yang berkepanjangan kita harus selalu berupaya mengamalkan kebajikan, menghindarkan sikap dan prilaku yang tidak sesuai dengan apa yang telah diisyaratkan oleh ajaran agama.

Tuhan memberikan peringatan kepada kita sesungguhnya karena Tuhan itu sayang sama kita. Berbagai macam cobaan yang Tuhan berikan kepada kita dimaksudkan agar kita bisa selalu mawas diri sehingga perjalanan hidup kedepannya menjadi lebih baik.

Pada sisi yang lain Tuhan memberikan kekayaan berlimpah kepada kita justru karena Tuhan ingin menguji kita apakah kekayaan yang diberikan bisa dimanfaatkan untuk kebajikan atau tidak. Jika tidak, semuanya itu cendrung menjadi sumber segala dosa. Tuhan memberikan kekayaan kepada kita adalah sebuah tanggungjawab moral agar kita bisa berbagi dengan sesama, maka dari itu lebih berhati hatilah dalam menyikapinya.

Perlu diingat tujuan kita dilahirkan ke dunia hanyalah untuk meningkatkan kesempurnaan akhlak bukan yang lain, harta kekayaan yang kita peroleh hanyalah titipan sementara maka gunakanlah segala sesuatunya secara bijak sesuai dengan peruntukannya.

Sikap dan prilaku manusia cendrung berubah disaat apa yang menjadi keinginannya tercapai. Semua itu mengindikasikan kalau mereka belum memahami apa yang sesungguhnya mereka cari dalam hidup.

Kita semua tahu hidup dan mati semuanya bersifat rahasia oleh karena itu bijaklah dalam bersikap. Kita bisa membayangkan bagaimana kalau ternyata waktu yang diberikan oleh Nya berakhir besok tentu kita tidak akan pernah memiliki kesempatan untuk bisa menyempurnakan akhlak sebab harta kekayaan tidak akan pernah bisa dijadikan sarana untuk menebus dosa dosa kita, maka dari itu bertaqwalah.

Ibarat hukum sebab akibat semua tindakan yang kita lakukan pasti akan mendatangkan akibat maka dari itu ulah pati dan juga salah pati bisa diatasi asalkan kita memiliki kemauan yang kuat untuk mencegahnya.

Misalnya supaya terhindar dari kecelakaan lalu lintas jangan suka kebut kebutan dijalan raya, patuhi semua peraturan yang ada dan lain sebagainya. Demikain juga halnya supaya tidak sakit jangan suka makan sembarangan, kendalikan diri, selalu berpikiran positif dan lain lain...

Intinya jangan pernah menjadikan segala sesuatu yang bersifat sementara sebagai ukuran sebuah kebahagiaan karena semuanya itu ada kalanya hanya sebuah godaan agar kita mampu belajar menyikapi segala sesuatunya secara lebih bijak.

Ulah pati dan juga salah pati semuanya disebabkan karena kecerobohan manusia itu sendiri oleh karena itu kita harus lebih waspada agar supaya akibat buruk yang di timbulkannya bisa ditekan sekecil mungkin.

Akhir Daripada Kehidupan

Menyikapi Akhir Daripada Kehidupan

Membicarakan akhir daripada kehidupan memang terkadang sulit untuk dijelaskan sebab tidak semua orang mampu melihat dan juga menganalisanya dengan baik.

Banyak orang pernah mengatakan sikap dan prilaku buruk akan mendatangkan penderitaan sementara sikap dan prilaku baik akan mendatangkan kebahagiaan.

Mendengar apa yang diucapkannya sepertinya mereka sudah pada mengerti apa yang sesungguhnya mereka cari dalam hidup namun sangat disayangkan sikap dan prilaku yang ditunjukannya kerapkali bertolak belakang dengan apa yang di ucapkannya.

Apakah ungkapan seperti itu hanya dijadikan sebagai pemanis bibir belaka? Entahlah, situasi dan kondisi seperti itu seringkali membuat sebagian besar orang bersikap acuh tak acuh terhadap berbagai akibat yang akan ditimpakan ke mereka disaat ajal sudah menjemputnya.

Banyak orang terkadang baru menyadari segala kekeliruannya bila sudah ditimpakan suatu musibah. Inilah awal terjadinya tatanan kehidupan yang dilandasi dengan sikap kepura puraan yang banyak menimpa mereka yang dalam hidupnya senantiasa menjadikan kenikmatan duniawi sebagai wujud sebuah kebahagian.

Jaman memang sudah berubah, berbagai upaya untuk memberikan penyadaran kepada mereka yang haus akan kenikmatan duniawi tidaklah semudah membalikan telapak tangan sebab mereka pada umumnya sudah memiliki pembenarannya sendiri sendiri.

Sungguhpun demikian khusus bagi kita yang masih sadar jangan pernah meniru jejak mereka yang keliru dalam menterjemahkan hakekat dan tujuan daripada kehidupan sebab semua beban penderitaan yang akan kita terima dalam kehidupan selanjutnya akan ditentukan oleh sikap dan prilaku kita sendiri.

Jadilah diri sendiri dan jadikan mereka yang benar benar memahami ajaran agama sebagai panutan agar nantinya kita bisa terhindar dari beban penderitaan yang berkepanjangan.

Beban Penderitaan Di Akhir Sebuah Kehidupan

Sungguh sangat keliru mengatakan orang yang meninggal dunia akan terlepas dari semua beban penderitaan tetapi ada kalanya justru merupakan awal dari beban penderitaan yang berkepanjangan jika semasa hidupnya mereka tidak pernah menggunakan kesempatan yang di berikan untuk menyempurnakan akhlaknya tetapi asyik berurusan dengan kepentingan duniawi.

Perlu disadari bahwa mereka yang sudah meninggal dunia yang ditinggalkan hanyalah badan kasarnya sementara rohnya akan menempati ruang ataupun tempat sesuai dengan tingkat kesempurnaan akhlaknya.

Oleh karenanya dalam ajaran agama Hindu ada di sebutkan keberadaan makhluk hidup di muka bumi ini di golongkan kedalam tiga bagian yang di sebut dengan Tri Premana yang terdiri dari: Eka Premana, Dwi Premana dan Tri Premana.

Yang termasuk golongan Eka Premana yang dalam hidupnya hanya memiliki Bayu (tenaga) yaitu golongan tumbuh tumbuhan. Kemudian Dwi Premana yang dalam hidupnya hanya memiliki Bayu (tenaga) dan Sabda (Suara) yaitu golongan Binatang. Sedangkan yang termasuk golongan Tri Premana yang dalam hidupnya memiliki Bayu (tenaga), Sabda (Suara) dan Idep (Akal/Pikiran) yaitu golongan Manusia itu sendiri.

Berdasarkan tingkatan kesempurnaannya keberadaan makhluk hidup bisa di urutkan sebagai berikut: Tumbuhan tumbuhan ---- Binatang ---- Manusia.

Keberadaan manusia di dunia di katakan sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang memiliki derajat paling tinggi dibandingkan dengan makhluk hidup yang lain karena manusia memiliki ketiga unsur dimaksud yakni Bayu, Sabda, Idep.

Lalu kemanakah anda hendak melangkahkan kaki, itu semua tentunya ada di tangan anda sendiri. Kita semua tidak akan pernah tahu kapan ajal akan menjemput maka dari itu gunakan kehidupan yang sementara ini hanya untuk mengamalkan kebajikan bukan yang lain.

Dalam kaitannya dengan reinkarnasi atau kelahiran berulang setelah terlahir sebagai manusia semestinya yang kita tuju adalah bisa kembali bersatu dengan Tuhan. Sebagai gambaran jika roh yang bersemayam dalam diri nantinya menempati ruang atau tempat yang lebih rendah, tumbuhan atau binatang misalnya itu artinya sikap dan prilaku kita masih banyak sekali kekeliruannya.

Maka dari itu lahir sebagai manusia adalah sebuah kesempatan berharga untuk bisa kembali bersatu dengan Nya jangan pernah disia siakan! jadikan semua hal yang berkaitan dengan urusan duniawi hanya sebagai sebuah sarana untuk bisa menyambung hidup agar kesempatan untuk bisa meningkatkan kesempurnaan akhlak menjadi lebih panjang.

Pengendalian Diri

Upaya Pengendalian Diri

Upaya pengendalian diri dapat di lakukan dengan cara belajar memahami nilai filsafat yang terkandung dalam setiap ajaran agama.

Belajar agama tidak cukup hanya dimengerti tetapi harus dipahami dimana semua hal yang diisyaratkan di dalamnya harus mampu kita terjemahkan dengan baik dan benar kemudian amalkan!

Ajaran agama mengajarkan banyak hal oleh karenanya kita tidak perlu mencari pedoman lain sebagai sebuah referensi untuk menilai kebenaran itu sendiri terlebih lagi dalam pelaksanaannya disertai dengan banyak kepentingan yang bersifat duniawi.

Dengan menjadikan ajaran agama sebagai pedoman utama dalam menjalani kehidupan niscaya setiap tindakan yang kita lakukan selalu memiliki kontrol yang jelas tanpa perlu adanya kekawatiran akan dampak ataupun akibatnya dikemudian hari. 

Jika kita dihadapkan pada dua pilihan dimana kita harus memilih salah satu diantara dua pilihan yang tersedia maka kitapun akan mampu menentukan pilihan dengan bijak sesuai dengan peruntukannya.

Misalnya saja manakah yang anda pilih diantara dua pilihan berikut ini:

pilihan 1: kenikmatan hidup sesaat dengan berbagai macam konsekuensinya
pilihan 2: kebahagiaan dan kesempurnaan hidup akhirat dengan berbagai macam konsekuensinya
Kita pasti akan memilih pilihan 2 sebab mencari kesenangan hidup sesaat bukanlah tujuan utama daripada kehidupan tetapi lebih kepada sebuah godaan ataupun ujian dari Nya apakah kita mampu mengendalikannya atau tidak.

Perubahan jaman seperti sekarang ini telah merubah segalanya dimana pola pikir sebagian besar orang justru menjadikan kenikmatan hidup sesaat sebagai pilihan utama dalam hidupnya.

Bagi mereka yang memahami ajaran agama dan mampu mengendalikan dirinya dengan baik tentu tidak ada masalah akan tetapi bagi mereka yang kurang memahami ajaran agamanya dengan baik kecendrungannya mereka bersifat acuh tak acuh terhadap berbagai dampak ataupun akibat yang akan diterimanya di kemudian hari, yang penting mereka merasa senang...demikian kilahnya.

Ingat, kebahagiaan hidup di akhirat sangat ditentukan oleh sikap dan prilaku kita selama menjalani kehidupan di dunia oleh karena itu kesempatan hidup yang sementara ini hendaknya mampu kita gunakan sebaik mungkin untuk memperbaiki diri dengan cara mengamalkan semua ajaran Nya dengan baik dan benar.

Mereka yang meninggal dunia bukan berarti lepas dari penderitaan akan tetapi merupakan awal dari penderitaan itu sendiri jika semasa hidupnya belum mampu mencapai kesempurnaan..

Menyadari akan prihal tersebut kendalikan hasrat ataupun keinginan yang hanya mengacu pada kesenangan hidup sesaat tetapi jadilah pribadi pribadi yang menjunjung tinggi akhlak dan martabat kita sebagai manusia untuk kepentingan hidup di akhirat nanti.


Jumat, 20 Mei 2016

Agama Dan Budaya

Agama Dan Budaya Merupakan Satu Kesatuan Yang Tidak Terpisahkan

Agama dan budaya dikatakan merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan karena agama dalam penyebarannya sangat dipengaruhi oleh kebiasaan masyarakat setempat dimana ajaran agama tersebut pertama kalinya disebarkan.

Namun demikian agama dan budaya tidaklah sama sebab agama adalah wahyu Tuhan yang merupakan sumber dari segala sumber kebenaran itu sendiri sementara budaya adalah kebiasaan atau adat istiadat masyarakat setempat.

Sekalipun budaya bukan merupakan sumber kebenaran yang sesungguhnya namun dalam perkembangannya ada sebuah filosofi mengatakan barangsiapa yang mampu mempertahankan dan melestarikan budayanya mereka akan dikenal di seluruh jagat raya ini.

Sebut saja pulau Bali, kegigihan masyarakatnya dalam mempertahankan budayanya yang unik dengan didukung oleh keramah tamahan penduduknya membuat Bali dikenal di seluruh dunia dan bahkan lebih dikenal di bandingkan dengan Indonesia yang merupakan kumpulan dari ribuan pulau dimana Bali adalah salah satu wilayah bagiannya.

Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kelestarian budaya daerah tampak semakin memudar. Hal tersebut menandakan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi modern tidak serta merta mampu menjawab dan meningkatkan kecerdasan rohani setiap individu yang ada di dalamnya akan tetapi justru sebaliknya.

Menjadikan budaya sebagai perlambang sebuah kebenaran yang sesungguhnya tentulah tidak dibenarkan sebab budaya bukanlah sumber kebenaran melainkan kebiasaan atau adat istiadat masyarakat pada suatu tempat dimana semua kegiatan ataupun aktifitas yang dilakukannya selalu berpedoman pada ajaran agama. Oleh sebab itu tiada kebenaran mutlak di atas muka bumi ini tanpa berpedoman pada ajaran agama yang kita yakini sebagi sumber dari segala sumber kebenaran itu sendiri.

Adanya berbagai macam penafsiran terhadap nilai filsafat yang terkandung dalam setiap ajaran agama tiada lain disebabkan karena ulah manusianya sehingga terjadinya berbagai bentuk intimidasi dan juga tindakan pelecehan terhadap agama tertentu terkadang tidak bisa dihindarkan.

Sungguhpun demikian kita harus selalu waspada sebab mereka yang bersikap seperti itu sesungguhnya adalah orang orang yang tidak mengerti dan memahami ajaran agama. Jangan mudah terhasut olehnya karena itu adalah iblis yang sesungguhnya yang kerapkali berucap dan bertindak atas nama Tuhan.

Setiap agama mengajarkan kepada umatnya untuk bisa saling menghormati diantara pemeluk agama yang satu dengan pemeluk agama lainnya agar terjalin sebuah hubungan yang harmonis sebagai upaya mencari kesempurnaan hidup manusia secara menyeluruh.

Pentingnya Pelestarian Budaya

Supaya bisa dikenang sepanjang jaman budaya atau adat istiadat harus bisa kita pertahankan jangan sampai punah oleh perkembangan jaman sebab budaya merupakan cirikhas ataupun jati diri suatu bangsa dan negara yang menjunjung tinggi warisan para leluhurnya.

Paham Bhineka Tunggal Ika bisa kita jadikan sebuah gambaran bahwa nenek moyang kita sesungguhnya adalah orang orang yang memiliki pemahaman yang tinggi terhadap nilai luhur yang terkandung dalam setiap ajaran agama. Berbeda itu indah dan mereka tidak pernah menjadikan perbedaan itu sebagai musuh melainkan sekalipun berbeda tapi tetap satu juga.

Bercermin dari sikap dan prilaku yang ditunjukan oleh nenek moyang kita terdahulu semua itu bisa kita jadikan panutan agar kelak kesempurnaan hidup dari setiap individu manusia yang ada di dalamnya terus mengalami peningkatan.

Semua budaya bersumber dari ajaran agama oleh karenanya patut kita lestarikan agar tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara bisa berjalan sesuai dengan peruntukannya.

Yang jelas kemajuan sebuah negara tidak bisa diukur dari seberapa besar pendapatan negaranya melainkan seberapa jauh negara itu mampu meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang ada di dalamnya. Oleh karena itu menjadi seorang kepala negara tidak hanya di tuntut bisa memenuhi kebutuhan hidup setiap warga negaranya akan tetapi mereka harus mampu meningkatkan kesempurnaan akhlak setiap warga negaranya agar kelak tujuan akhir daripada kehidupan manusia bisa tercapai.

Jumat, 13 Mei 2016

Pelecehan Sexual

Kasus Kekerasan Sexual Pada Anak

Baru baru ini santer terdengar berita kasus kekerasan yang menimpa anak anak di bawah umur salah satunya adalah kasus pelecehan sexual pada anak.

Beragam macam pendapat muncul kepermukaan ada yang menyatakan adanya kasus kekerasan sexual pada anak di sebabkan karena banyaknya peredaran film porno di berbagai media cetak dan juga elektronik, ada juga yang mengatakan kasus itu terjadi karena kurangnya perhatian orang tua terhadap anak anaknya.

Semua pendapat itu memang ada benarnya ibarat kata ada aksi pasti ada reaksi sehingga kejadian yang sama cendrung terjadi secara berulang ulang.

Bercermin dari kejadian tersebut kita semua tentu merasa prihatin dan mengutuk berbagai bentuk tindakan asusila tersebut. Tetapi apalah daya semuanya sudah terjadi tentu tidak mungkin bisa dikembalikan seperti sediakala terlebih anak yang menjadi korban pelecehan sexual sudah meninggal dunia.

Seakan sudah menjadi kebiasaan sebagian besar dari kita baru bereaksi tatkala sudah di timpakan suatu musibah. Berbagai macam aturan baru dibuat sebagai bentuk reaksi atas musibah yang sudah di alami menandakan kita semua belum ada upaya maksimal untuk melakukan tindakan pencegahan.

Memberikan hukuman berat terhadap kasus kasus yang dianggap luar biasa memang sudah seharusnya di jalankan namun demikian akan jauh lebih baik kalau kita mampu melakukan tindakan pencegahan sebelum kasus kekerasan yang lain terjadi.

Disamping kasus pelecehan sexual ada banyak lagi kasus kasus kekerasan yang lain seperti misalnya kasus penganiayaan, pembunuhan dan lain sebagainya.

Untuk bisa mengatasi kejadian yang sama tidak terulang kembali tentu tidak bisa di lakukan dalam kurun satu ataupun dua hari akan tetapi harus di lakukan secara berkesinambungan melalui berbagai macam cara. Salah satunya bisa di lakukan dengan memberikan pencerahan kerohanian secara berkelanjutan mulai dari usia anak anak hingga dewasa.

Bagaikan letusan puncak gunung es kalau hal ini dibiarkan bukan sesuatu yang mustahil berbagai bentuk tindakan kekerasan yang lain pasti akan terjadi.

Pentingnya setiap orang diberikan pembekalan dan juga pemahaman yang benar tentang hakekat dan tujuan daripada kehidupan agar dalam realisasinya tidak menimbulkan banyak tafsir.

Agama yang kita yakini sebagai sumber kebenaran yang sesungguhnya bisa di jadikan pedoman sekaligus tuntunan bagi setiap orang dalam menjalani kehidupannya di dunia.

Setiap agama telah mengajarkan kepada umatnya untuk tidak saling menyakiti, tidak saling membenci, menghilangkan perasaan dengki dan juga irihati diantara sesama dan lain sebagainya harus di tanamkan sedini mungkin agar pada masa perkembangannya kata kata tersebut selalu diingat dalam benak dan juga pikiran
masing masing.

Peran aktif para tokoh masyarakat, para ulama, pendeta, cendikiawan dan pihak terkait lainnya sangatlah di perlukan dan mereka harus bisa bersinergi serta memiliki visi yang sama dalam upaya memperbaiki akhlak setiap orang.

Sebagai bangsa yang dikenal dengan keragaman budayanya, suku dan juga agamanya, kereligiusannya dan juga dengan keramahtamahannya niscaya kasus kasus serupa tidak akan terjadi secara berulang.

Kecendrungan Anak Meniru Dari Apa Yang Mereka Lihat

Perubahan sikap dan prilaku pada anak lebih banyak di sebabkan karena kurangnya pemahamn mereka terhadap ajaran agama, sebagian besar dari mereka baru sebatas mendengar dan juga menghafal ayat ayat suci yang ada di dalamnya, oleh karenanya perlu terus di tekankan melalui berbagai cara dan upaya yang sekiranya lebih mudah di mengerti sesuai dengan perkembangan umurnya.

Misalnya saja dalam memberikan pencerahan kerohanian lebih menekankan pada akibat yang akan mereka terima atas semua sikap dan prilaku buruk yang dilakukannya saat menjalani kehidupan di dunia.

Berbagai tayangan yang berbau kekerasan, pornographi dan tindakan kekerasan lainnya harus di hindarkan sebab kecendrungan anak akan meniru dari apa yang mereka lihat dan juga dari apa yang mereka dengar.

Berdasarkan keilmuan syaraf otak akan bereaksi untuk menyerap dan menyimpan apabila ada sebuah rangsangan yang di terimanya baik melalui penglihatan, pendengaran dan juga melalui bagian panca indra lainnya. 

Menyadari akan prihal tersebut pengenalan fungsi ataupun kegunaan panca indra pada diri manusia yang kita ketahui sebagai sumber daripada segala macam dosa harus dipahami dengan baik agar supaya tidak disalah gunakan untuk kepentingan yang bertentangan dengan norma dan ajaran agama.

Dengan demikian dapat kita simpulkan untuk bisa mengatasi berbagai tindakan asusila yang para pelaku dan juga korbannya tidak hanya menimpa anak anak tapi juga orang dewasa upaya memberikan pemahaman terhadap ajaran agama kepada seluruh umat mutlak di perlukan.

Cara ini adalah yang paling efektif untuk di lakukan sebagai upaya pencegahan terhadap berbagai bentuk tindak kekerasan dan juga prilaku buruk lainnya yang kerap terjadi belakangan ini.

Kamis, 12 Mei 2016

Samsara

Makna Yang Terkandung Dalam Kata Samsara

Samsara bisa diartikan sengsara yaitu sebuah penderitaan yang dialami oleh setiap manusia yang baru dilahirkan ke dunia. Hal tersebut dapat dilihat dari proses kelahirannya dimana setiap anak yang baru lahir umumnya pasti menangis.

Pada masa pertumbuhan keberadaannya di dunia cendrung mengalami penderitaan yang semakin mendalam terlebih saat mereka mulai bersentuhan dengan berbagai kepentingan yang bersifat duniawi.

Berbagai macam keinginanpun muncul dibenaknya apalagi mereka belum diberikan pembekalan yang memadai untuk bisa membedakan mana yang benar dan mana yang salah.

Untuk bisa mengatasinya setiap manusia yang dilahirkan ke dunia harus mampu mengendalikan dirinya agar supaya bisa terhindar dari tatanan kehidupan yang di penuhi dengan dosa.

Namun demikian melihat perubahan sikap dan prilaku yang ditunjukan oleh sebagian besar manusia saat ini tampaknya hal tersebut semakin sulit untuk dibenahi. Perubahan jaman dibarengi dengan adanya perubahan gaya hidup dan juga pola pikir mengakibatkan sebagian besar manusia telah kehilangan arah dan cendrung menjadikan kenikmatan duniawi sebagai pilihan utama dalam hidupnya.

Berbagai alasan dan juga tanggapan dimunculkan sebagai sebuah pembenarannya sendiri sendiri. Ibarat kata nasi sudah jadi bubur, beragam cara dilakukan untuk memberikan sebuah penyadaran namun tidak serta merta mampu membuahkan hasil secara maksimal.

Kalau demikian halnya haruskah kita melakukan pembiaran terhadap berbagai kekeliruan yang dilakukan oleh sebagian besar manusia saat ini?

Tentu tidak, dalam ajaran tatwamasi telah diajarkan sebagai sesama kita wajib untuk saling mengingatkan agar kelak keberadaan kita semua bisa terselamatkan dari beban derita yang berkepanjangan.

Bercermin daripada akibat yang dapat ditimbulkannya seyogyanya kita semua sadar diri untuk tidak melakukan kegiatan ataupun aktifitas yang justru menambah beban penderitaan kita untuk kehidupan yang akan datang.

Ingat, kematian bukanlah akhir dari segalanya akan tetapi justru merupakan awal kehidupan baru sebab roh yang bersemayam dalam tubuh setiap manusia tidak akan pernah mati tapi sekaligus akan menjadi penentu beban penderitaan yang kita terima saat sudah meninggal dunia.

Menjadikan hal hal yang berbau duniawi sebagai pilihan utama dalam hidup dan siap menanggung segala akibatnya tentu sah sah saja dilakukan karena itu adalah hak setiap orang.

Namun demikian bagi kita yang masih sadar ada baiknya jangan ikut ikutan, jadilah diri sendiri dan sucikan selalu roh yang bersemayam dalam diri dengan amal kebajikan serta hindari semua godaan yang terkait dengan upaya pemenuhan hasrat ataupun keinginan keinginan yang berbau duniawi lainnya.

Sumber Penderitaan Manusia

Sumber penderitaan yang dialami oleh manusia berawal dari ketidakmampuannya mengendalikan hasrat ataupun keinginan keinginannya, oleh karena itu tidaklah mengherankan kalau semua hal yang berbau duniawi senantiasa dijadikan pilihan utama dalam hidup.

Adakah semua itu karena kita sudah pada kehilangan jati diri? Melihat perubahan sikap dan prilaku sebagian besar manusia saat ini barangkali semua itu ada benarnya juga. 

Sungguhpun demikian tentu kita tidak boleh berdiam diri, berawal dari sebuah niat sungguh sungguh untuk kembali ke jalan yang benar tentunya beban penderitaan yang berkepanjangan tidak akan menimpa kita dalam kehidupan di akhirat nanti.

Ingatlah selalu menjadikan kekeliruan sebagai sebuah pembenaran adalah kegelapan yang sesungguhnya. Oleh karena itu belajar pengendalian diri serta tidak terlalu terpengaruh dengan perubahan jaman mutlak di perlukan.

Tidak ada kata terlambat untuk berbenah diri lebih baik dilakukan sekarang juga, jangan pernah menunda semasih kita di berikan kesempatan. Pertanyaannya: Siapkah anda menanggung beban penderitaan yang berkepanjangan? semua jawaban tentunya ada di tangan anda sendiri.

Selasa, 10 Mei 2016

Reinkarnasi

Pengertian Reinkarnasi

Reinkarnasi memiliki pengertian kelahiran berulang artinya setiap manusia akan terlahirkan kembali ke dunia apabila dalam kehidupan sekarang ini belum bisa mencapai kesempurnaan.

Reinkarnasi itu sendiri terjadi dalam kurun waktu ratusan hingga ribuan tahun tergantung dari tingkat kesempurnaan akhlak dari masing masing individu.

Bercermin dari kejadian tersebut bisa di bayangkan berapa lama kita akan menderita jika kita tidak mampu menggunakan kesempatan yang diberikan untuk bisa menyatukan diri dengan Sang Maha Pencipta.

Oleh sebab itu lahir sebagai manusia patut kita syukuri maka dari itu gunakan selalu akal sehat kita untuk memilih dan memilah segala sesuatunya agar semua hal yang kita lakukan di dunia ini tidak bertentangan dengan ajaran-ajaran Nya.

Harta kekayaan, jabatan ataupun kedudukan tidak akan mampu membebaskan diri seseorang dari beban penderitaan yang berkepanjangan maka dari itu jangan pernah menjadikan semua itu sebagai tujuan utama dalam menjalani kehidupan

Tingkat kesempurnaan akhlak akan menentukan tingkat kebahagiaan hidup kita di kemudian hari oleh karena itu berbagai kegiatan ataupun aktifitas yang mengacu pada kepentingan hidup sementara secara perlahan harus mampu kita tinggalkan.

Jadikanlah kesederhanaan hidup sebagai pedoman dasar untuk menghindarkan diri dari berbagai macam pengaruh ataupun godaan duniawi lainnya.

Kematian bukanlah akhir dari segalanya akan tetapi merupakan awal dari sebuah kehidupan baru yang sangat di tentukan oleh tingkat kesempurnaan akhlak dari masing masing individu.

Upaya Meningkatkan Kesempurnaan Akhlak

Ketidaksempurnaan kita sebagai manusia bukanlah alasan untuk bertindak semaunya tetapi semua hal yang kita lakukan harus mengacu pada semua ajaran Nya yang kita yakini sebagai sumber dari segala sumber kebenaran itu sendiri.

Pemahaman yang benar terhadap hakekat dan tujuan daripada kehidupan sesungguhnya mutlak diperlukan agar supaya sikap dan prilaku kita selama menjalani kehidupan di dunia dalam implementasinya  tidak salah sasaran.

Untuk bisa mewujudkan itu semua menumbuhkan keyakinan terhadap berbagai dampak ataupun akibat yang akan di timpakan untuk kehidupan di akhirat nanti mutlak di perlukan. Perlu untuk disadari bahwa semua yang ada di atas muka bumi ini hanyalah ilusi belaka, tidak ada yang kekal dan abadi.

Bahwa kita terlahir kedunia ini karena belum sempurna oleh karena itu sudah menjadi kewajiban setiap orang untuk menyempurnakannya dengan cara selalu berupaya mengamalkan kebajikan diantaranya berkata, berbuat dan berpikir yang baik sesuai dengan norma yang telah di ajarkan dalam setiap ajaran agama.

Manfaatkan segala sesuatu yang menjadi pemberian Nya sesuai dengan kebutuhan dan tidak perlu berlebih, hilangkan semua ambisi, cintai dan sayangi semua teman ataupun sahabat dengan tulus ikhlas agar terjalin sebuah hubungan yang harmonis serta ciptakan kedamaian dengan selalu berupaya mendekatkan diri kepada Nya.

Jangan pernah menunda, gunakan kesempatan hidup yang sementara ini sebagai ajang untuk memperbaiki diri serta meningkatkan kesempurnaan akhlak buat bekal hidup di kemudian hari

Jumat, 06 Mei 2016

Kehidupan Berumah Tangga

Makna Hidup Berumah Tangga

Tujuan utama orang hidup berumah tangga adalah berbagai cinta dan kasih sayang secara tulus dan ikhlas untuk bisa menghasilkan keturunan. Dari keturunannya diharapkan setiap orang mampu memperbaiki dirinya secara berkesinambungan hingga mencapai kesempurnaan.

Berkaitan dengan fungsi dan keberadaan seorang anak dari setiap pasangan beragam pendapatpun muncul kepermukaan. Pada jaman dahulu sebagian besar orang mengatakan "banyak anak banyak rejeki". Mereka meyakini dengan memiliki banyak anak upaya penyelesaian berbagai macam pekerjaan akan lebih cepat bisa terselesaikan.

Namun seiring dengan perkembangan jaman pola pikir semacam itupun berubah, para orang tua tidak mau lagi memiliki banyak anak karena dihadapkan pada upaya pemenuhan kebutuhan hidup yang semakin tinggi. Itulah manusia pola pikirnya cendrung berubah seiring dengan perubahan jaman dengan segala macam kepentingannya.

Rendahnya tingkat pemahaman mereka terhadap ajaran agama membuat sebagian besar orang cendrung ikut ikutan tanpa pernah menyadari akan segala kekeliruan yang telah dilakukannya.

Memiliki seorang anak yang seharusnya di fokuskan pada upaya meningkatkan kesempurnaan akhlaknya tetapi justru sebagian besar para orang tua memanfaatkan anak anaknya lebih kepada untuk meningkatkan kebahagiaan hidup sementara tanpa memikirkan akibat yang akan ditimpakannya kelak mereka sudah meninggal dunia.

Kemudian bagaimana halnya dengan pasangan suami istri yang tidak dikaruniai anak, apakah mengadopsi anak dibenarkan?

Perlu di ketahui memiliki seorang anak dengan mengadopsi seorang anak adalah dua hal yang berbeda dimana mengadopsi anak lebih kepada wujud perhatian seseorang kepada orang lain yang secara langsung tidak akan mampu membebaskan orang tua angkatnya dari beban siksa api neraka akibat daripada dosa dosa yang mereka tinggalkan selama menjalani kehidupan di dunia.

Untuk bisa membebaskan dirinya dari beban penderitaan yang berkepanjangan mereka yang tidak dikaruniai anak sisa hidupnya harus mereka pergunakan untuk mengabdikan diri kepada Nya artinya selalu berupaya mengamalkan kebajikan, menjalankan segala perintah Nya dan menjauhi segala larangan Nya.

Manusia Dilahirkan Untuk Hidup Berpasangan

Untuk bisa menghasilkan keturunan setiap orang harus memiliki pasangan hidup sebab dalam proses kelahiran seorang anak semuanya berawal dari pertemuan sel telur dengan sperma yang masing masing di hasilkan oleh kaum wanita dan juga kaum pria.

Pertemuan diantara keduanya diyakini di tentukan oleh Nya sesuai dengan karmanya masing masing oleh karena itu masalah jodoh di katakan ada di tangan Tuhan, manusia hanya bisa berencana tetapi Tuhan jualah yang akan menentukan.

Menyadari jodoh ada di tangan Tuhan tentunya setiap orang tidak akan mampu memikirkannya sedari awal siapa siapa yang akan menjadi pendamping hidupnya di kemudian hari.

Kita semua meyakini jodoh yang memang menjadi takdir Nya adalah yang terbaik maka dari itu mencari pasangan hidup semuanya harus didasarkan pada keikhlasan.

Harap dibedakan sebuah pernikahan yang di landasi oleh ego dari setiap pasangan sesungguhnya bukanlah jodoh dari Tuhan tetapi lebih kepada upaya seseorang untuk bisa mendapatkan pasangan hidup sesuai dengan keinginannya.

Keikhlasan dipertemukan dengan keikhlasan akan berujung dengan kedamaian artinya ada perbedaan yang begitu tipis diantara keduanya oleh sebab itu lebih berhati hatilah dalam menyikapinya jangan sampai salah pilih!

Jodoh yang memang sudah menjadi takdir Nya tidak akan pernah membawa kesengsaraan, semuanya akan berjalan sesuai dengan apa yang sudah menjadi kehendak Nya dimana kasih sayang yang terjalin diantara keduanya dilandaskan oleh ketulusikhlasan.

Rabu, 04 Mei 2016

Hukum Karma

Pengertian Hukum Karma

Hukum karma merupakan sangsi atau akibat yang kita terima dari hasil perbuatan kita sendiri artinya apa yang kita tanam itu jualah yang akan kita petik.

Dalam hubungannya dengan sikap dan prilaku kita selama menjalani kehidupan di dunia perbuatan baik akan menghasilkan kebaikan sedangkan perbuatan buruk kelak pasti akan mendatangkan keburukan.

Menyadari akan prihal tersebut sudah menjadi kewajiban kita semua untuk selalu berupaya mawas diri dengan cara menjalankan segala perintah Nya dan menjauhi segala larangan Nya.

Ajaran Agama Sebagai Sumber Kebenaran Sesungguhnya

Tuhan yang kita yakini sebagai sumber ilmu pengetahuan telah menciptakan sebuah ajaran kesucian yang di peruntukan kepada setiap umatnya sebagai sebuah pedoman dasar ataupun tuntunan dalam menjalani kehidupannya.

Ajaran tersebut di turunkan oleh Tuhan melalui perantara orang orang suci yang dalam hidupnya sepenuhnya di tujukan untuk mengabdikan diri kepada Nya. Oleh beliau para orang suci ajaran tersebut kemudian di tuangkan dalam sebuah kitab suci yang dalam penyebarannya telah di terjemahkan ke dalam beberapa bahasa sesuai dengan tempat atau di mana ajaran tersebut pertamakalinya di sebarkan.

Ajaran kesucian itulah kemudian kita sebut sebagai ajaran agama yang kita yakini sebagai sumber dari segala sumber kebenaran. Semua agama memiliki tujuan yang sama sekalipun dalam pelaksanaannya di lakukan dengan cara yang berbeda beda. Perbedaan dimaksud tiada lain di sebabkan karena adanya pengaruh budaya ataupun adat istiadat setempat oleh sebab itu antara agama dan budaya dalam penyebarannya tidak akan bisa di pisahkan.

Kebebasan Hidup Beragama

Dalam kaitannya dengan kebebasan hidup beragama setiap orang memiliki hak dan kebebasan untuk memilih dan menentukan agamanya masing masing. Menyadari ajaran agama itu berasal dari satu sumber sebagai sesama manusia kita wajib untuk bisa saling menghormati agar kerukunan hidup beragama bisa terjaga dengan baik.

Jangan pernah menghina ataupun menjelek jelekan agama lain, kalau hal itu sampai terjadi sama saja artinya kita menghina dan menjelek jelekan agama kita sendiri. Sesungguhnya mereka yang mengatakan agamanya lebih baik daripada agama yang lain karena mereka sendiri belum mengerti dan memahami cikal bakal lahirnya ajaran kesucian.

Penilaian Hukum Karma

Dalam hubungannya dengan hukum karma penilaian baik dan buruk, benar dan salah semuanya akan mengacu pada ajaran agama bukan kebenaran berdasarkan aturan main yang di buat oleh manusia dengan berbagai macam kepentingannya.

Hukum karma bisa di katakan sebagai hukum tertinggi sebab dasar penilainnya didasarkan atas kebenaran mutlak. Menyadari akan prihal tersebut melakukan penilaian baik dan buruk, benar dan salah yang tidak di dasarkan pada ajaran agama ada baiknya di abaikan saja.

Ada satu hal yang harus kita hindari jangan pernah menilai sikap dan perbuatan kita berdasarkan pembenaran pribadi akan tetapi nilailah sikap dan perbuatan kita sesuai dengan norma dan kaedah agama yang kita yakini memiliki kebenaran mutlak.
 
Dengan demikian dapat di simpulkan bahwa semua hal yang kita lakukan di dunia ini pasti akan mendatangkan hasil, baik dan buruknya hasil yang kita terima akan sangat di tentukan oleh sikap dan perbuatan kita sendiri atau yang lebih di kenal dengan sebutan hukum karma.


Minggu, 01 Mei 2016

Panggung Sandiwara

Dunia Adalah Panggung Sandiwara

Dunia ini bisa di ibaratkan sebagai panggung sandiwara dan semua mahkluk hidup yang ada di dalamnya adalah para pelakunya.

Kehidupan manusia dan juga makhluk hidup yang lain bisa juga di gambarkan sebagai sebuah pertunjukan wayang kulit dimana setiap makhluk hidup yang ada di dalamnya memiliki perannya masing masing.

Manusia di katakan memiliki derajat paling tinggi di bandingkan dengan makhluk hidup lainnya karena manusia memiliki akal ataupun pikiran. Dengan akalnya manusia di harapkan mampu memelihara dan melindungi makhluk hidup yang lain agar kehidupan di dunia ini bisa berjalan secara berkesinambungan.

Ibarat kata nasi sudah jadi bubur terjadinya berbagai ketimpangan di atas muka bumi ini hampir semuanya di sebabkan karena ulah manusia namun sebagian besar dari kita tidak serta merta ada yang mau mengakuinya. Entah disadari ataupun tidak berbagai kegiatan ataupun aktifitas yang kita lakukan saat ini cendrung menjadikan alam sebagai objek untuk memuaskan hasrat dan juga keinginan.

Tak hayal manusia yang seharusnya memiliki tanggungjawab untuk memelihara sekaligus melindungi semua makhluk hidup yang lain tampak sangat bertolak belakang dengan kenyataan yang ada.

Tuhan menciptakan alam semesta beserta seluruh isinya tentu ada maksud dan tujuannya namun perubahan sikap dan prilaku manusia yang memiliki derajat paling tinggi bisa di katakan belum mampu menjalankan perannya.

Secara keilmuan kita mengenal ada yang namanya istilah rantai makanan artinya bahwa semua makhluk ciptaan Nya memiliki keterkaitan satu sama lain. Jika salah satu hilang atau terputus semuanya pasti akan terganggu.

Berawal dari prilaku manusia yang tidak bersahabat seperti misalnya penebangan hutan secara sembarangan, perburuan binatang secara liar dan berbagai bentuk prilaku buruk lainnya telah menimbulkan berbagai bencana seperti apa yang bisa kita rasakan saat ini.

Seakan tak ada hentinya manusia terus berinovasi melakukan perubahan sesuai dengan hasrat dan keinginannya tanpa di barengi dengan upaya pencegahannya. Dan kalau hal ini terus di biarkan bukan sesuatu yang mustahil kehidupan semua makhluk hidup yang ada di muka bumi ini akan berangsur angsur punah.

Berbagai bentuk bencana alam telah terjadi seakan akan tidak pernah memberikan efek jera kepada manusia yang haus akan kenikmatan duniawi. Pengrusakan alam terus terjadi tanpa henti, penggunaan bahan bahan kimia kian hari kian bertambah.

Melihat berbagai dampak buruk yang telah di timbulkannya akibat daripada peristiwa alam yang telah terjadi seyogyanya di jadikan sebuah renungan agar kelangsungan hidup manusia dan juga makhluk hidup yang lain tetap terjaga.

Meyakini keberadaan Tuhan tidaklah cukup diucapkan dengan kata kata namun semuanya harus di lakukan dengan sikap dan perbuatan nyata.

Kebiasaan menjalani kehidupan dengan sikap pura - pura kelak akan menjadi bumerang buat kita sendiri oleh sebab itu satu satunya jalan yang bisa kita tempuh untuk menyelamatkan semuanya yaitu kembali kejalan Nya yaitu dengan cara menjalankan segala perintah Nya dan menjauhi semua larangan Nya.

Peran aktif dari semua pihak terutama yang berkaitan dengan upaya memberikan penyadaran kepada setiap umat manusia harus terus di kumandangkan agar kita semua bisa terhindar dari hal hal yang tidak di inginkan baik untuk kepentingan di dunia maupun di akhirat nanti.

Akankah dunia ini akan kiamat...? bisa ya bisa juga tidak semua tergantung dari niat dan itikad baik setiap insan manusia untuk segera kembali ke jalan yang benar.


Kiat Menekuni Kegiatan Spiritual

Cara Pandang Masyarakat Terkait Dengan Kegiatan Spiritual

Dewasa ini barangkali belum begitu banyak orang yang tertarik menekuni kegiatan spriritual sebab sebagian besar dari kita terlalu di sibukan dengan urusan duniawi.

Menekuni kegiatan spiritual seringkali di katakan sebagai sesuatu hal yang tidak menarik untuk di bicarakan sebab di dalam benak kita sudah tertanam pengertian belajar dan menekuni kegiatan spiritual tidak akan pernah menghasilkan apa apa.

Menyikapi pendapat seperti itu ada kalanya sangat berpengaruh pada mereka yang belum memahami dan memiliki keyakinan penuh terhadap nilai yang terkandung di dalamnya.

Tujuan Menekuni Kegiatan Spiritual

Perlu untuk disadari menekuni kegiatan spiritual bukan bertujuan untuk menghasilkan sesuatu berupa harta benda akan tetapi bertujuan untuk mencari kedamaian sekaligus sebagai persiapan awal untuk menghadapi akhir daripada kehidupan di dunia.

Menekuni kegiatan spiritual tidak ubahnya seperti melakukan kegiatan atau aktifitas yang lain akan tetapi memiliki perbedaan yang sangat mencolok terkait dengan maksud dan tujuannya.

Berbagai macam kegiatan ataupun aktifitas yang kita lakukan sehari hari memiliki tujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup sementara sedangkan menekuni kegiatan spiritual lebih menitikberatkan pada upaya mendekatkan diri kepada Sang Maha Pencipta.

Dilema Kehidupan Di Dunia

Dalam menjalani kehidupan ini kita akan selalu di hadapkan sama dua pilihan, kewajiban kita tentunya memilih salah satunya sesuai dengan tingkat pemahaman kita terhadap apa yang menjadi hakekat dan tujuan hidup yang sesungguhnya.

Fokus menjalankan keduanya secara berbarengan tidaklah mungkin bisa di lakukan karena keduanya memiliki maksud dan tujuan berbeda, terlebih jika kita masih berambisi untuk menghasilkan sesuatu secara berlebih menekuni kegiatan spiritual cendrung akan berjalan sia sia.

Merubah kebiasaan tentunya tidak semudah kita berbicara semuanya butuh proses. Berawal dari sebuah niat membiasakan diri hidup sederhana mutlak di perlukan sebab dalam realisasinya menekuni kegiatan spiritual salah satunya kita akan di tuntut untuk bisa menekan berbagai macam keinginan yang bersifat duniawi.

Dengan membiasakan diri hidup sederhana secara perlahan berbagai hasrat dan keinginan berlebih terkait dengan urusan duniawi akan hilang dengan sendirinya.

Menekuni kegiatan spiritual perlu sebuah keyakinan dan juga kepercayaan diri, tidak mengenal kata gengsi serta tidak terpengaruh dengan situasi dan kondisi apapun.

Tuhan itu Maha pemberi oleh karena itu mengabdikan diri kepada Nya secara tulus dan ikhlas akan menghilangkan berbagai macam keraguan sekaligus kekawatiran kita terhadap berbagai hal yang terkait dengan urusan duniawi.

Dengan mensyukuri segala nikmat yang di berikan oleh Nya munculnya hasrat dan juga keinginan berlebih tidak akan pernah terjadi. Itu artinya apa yang kita lakukan selama menjalani kehidupan di dunia sudah mencerminkan ajaran agama yang kita yakini sebagai ajaran kebenaran yang sesungguhnya.

Sebagaimana kita melakukan kegiatan usaha bukankah tujuan yang ingin kita capai adalah hasil akhirnya?

Demikian juga halnya dengan menjalani kehidupan, semua hal yang kita lakukan seyogyanya mengacu pada tujuan akhir daripada kehidupan itu sendiri bukan tujuan hidup sementara.

Menyadari akan pemenuhan segala hasrat dan juga keinginan bersifat sementara ada baiknya kita renungkan kembali bisa jadi semua hal yang kita lakukan ternyata masih keliru. Ingat! menjadikan kekeliruan sebagai sebuah kebenaran adalah kegelapan yang sesungguhnya.

Bagi mereka yang sudah mengerti dan memahami hakekat dan tujuan kehidupan menekuni kegiatan spiritual tentunya akan di jadikan pilihan. Demikian sebaliknya bagi mereka yang belum memahami hakekat dan tujuan daripada kehidupan cendrung menjadikan kenikmatan duniawi sebagai pilihan utama dalam hidupnya.

Menekuni kegiatan spiritual secara mendalam tidak hanya berguna untuk menjaga kesehatan jasmani dan rohani akan tetapi bisa di gunakan sebagai cara untuk bisa mencapai kebahagiaan dunia akhirat.



Perubahan Sikap Dan Prilaku Manusia

Mencermati Perubahan Sikap Dan Prilaku Manusia Seiring Perubahan Jaman

Seiring dengan perubahan jaman sikap dan prilaku manusiapun cendrung berubah. Perubahan di maksud tidak hanya terbatas pada berbagai aktifitas yang di lakukan dalam upaya pemenuhan kebutuhan hidup sehari hari tetapi juga sangat berpengaruh pada perubahan karakter manusia secara berkesinambungan.

Di satu sisi memang di benarkan akan tetapi di sisi lain banyak sekali menimbulkan masalah baru yang seyogyanya harus segera di luruskan.

Sebagai salah satu contoh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi bisa di ibaratkan dua sisi mata pedang di satu sisi memudahkan manusia dalam menjalankan berbagai aktifitasnya namun di sisi lain telah merusak sendi sendi kehidupan yang lain.

Baik dan buruk, benar dan salah memang tidak bisa di pisahkan satu sama lain namun sebagai manusia yang percaya dan meyakini adanya Tuhan sebagai sumber dari segala sumber kebenaran sikap dan prilaku manusia yang kurang baik seharusnya bisa di tekan sekecil mungkin.

Apa yang terjadi saat ini bisa di katakan sudah jauh menyimpang dari norma dan kaedah yang terkandung dalam setiap ajaran agama. Di sadari ataupun tidak perubahan sikap dan prilaku manusia telah menimbulkan ketimpangan di berbagai sendi kehidupan yang lain..

Kesenjangan sosial yang terjadi di mana mana telah menyulut terjadinya berbagai macam tindak kekerasan yang tidak jarang menelan banyak korban. Kerukunan hidup diantara sesama menjadi terganggu yang secara tidak langsung telah melahirkan sifat sifat manusia yang individualistik yaitu sifat sifat manusia yang selalu mementingkan dirinya sendiri tanpa pernah memikirkan kepentingan hidup orang lain.

Ego atau perasaan keakuan manusia secara berlebih di sinyalir sebagai penyebabnya namun sulit sekali di atasi karena pola pikir sebagian besar manusia saat ini sudah berubah. Mereka cendrung lebih memilih kenikmatan duniawi yang bersifat sementara ketimbang memikirkan tujuan akhir daripada kehidupan yang menurut mereka belum jelas adanya. Banyak dari mereka bersikap acuh tak acuh seakan akan tidak peduli lagi apa yang nantinya mereka terima jika ajal sudah menjemputnya.

Kesadaran Manusia Disaat Ditimpakan Musibah

Perubahan sikap dan prilaku manusia saat ini bisa di katakan mengalami kemerosotan moral yang begitu tajam. Sebagian besar manusia sadar akan kekeliruannya jika sudah di timpakan suatu musibah dan itupun ada kalanya bersifat sementara artinya musibah berlalu sikap dan prilaku yang kurang baik kerap dimunculkan kembali.

Sifat dan prilaku seperti itu biasanya banyak menimpa mereka yang tadinya hidup serba kekurangan tiba tiba berubah menjadi serba berkecukupan. Tanpa memahami hakekat dan tujuan daripada kehidupan mereka cendrung akan menjadikan kenikmatan duniawi sebagai sesuatu hal yang tidak akan pernah bisa di lupakannya.

Bercermin dari sifat sifat Ketuhanan yang tidak mengenal akan adanya perubahan, sebagai manusia yang memiliki derajat paling tinggi di bandingkan dengan makhluk hidup lainnya haruslah selalu eling dan berupaya mawas diri agar semua hal yang kita lakukan tidak bertentangan dengan ajaran Nya.

Hidup itu memang pilihan dan setiap manusia memiliki hak untuk menentukan jalan hidupnya masing masing, akan tetapi sebagai sesama manusia kita wajib untuk saling mengingatkan karena keberadaan manusia di dunia ini pada dasarnya memiliki satu tujuan yang sama yaitu untuk meningkatkan kesempurnaan akhlak agar nantinya bisa menyatu kembali dengan Tuhan.

Bersikap acuh tak acuh terhadap berbagai kemungkinan buruk yang akan menimpa kita di kemudian hari tentu bukanlah pilihan yang bijak oleh sebab itu jangan pernah hinakan diri di hadapan Nya dengan sikap dan prilaku yang bertentangan dengan sifat sifat Ketuhanan itu sendiri.