Sabtu, 30 April 2016

Keabadian Cinta Sejati

Memahami Arti Cinta Yang Sesungguhnya

Arti cinta yang sesungguhnya merupakan wujud kasih sayang diantara sesama manusia dan juga makhluk hidup yang lain yang di tunjukan dengan sikap dan prilaku sebagaimana Tuhan mencintai semua makhluk ciptaan Nya. Oleh sebab itu cinta itu sendiri suci adanya dan tidak terikat dengan berbagai macam kepentingan.

Berkaitan dengan prihal tersebut cinta dapat di difinisikan sebagai sesuatu yang suci, sakral berlandaskan kebersihan hati nurani dan juga ketulusikhlasan. Berbeda halnya dengan cinta yang sering kita ucapkan saat mulai tertarik dan menyukai lawan jenis cendrung semu adanya.

Kekurang pahaman kita terhadap arti cinta sesungguhnya kerapkali menimbulkan masalah karena apa yang kita lakukan semuanya di dasarkan pada hasrat ataupun keinginan.

Cinta sejati tidak pernah mengenal perasaan kecewa, benci dan juga marah akan tetapi selalu membimbing kita kearah yang benar sesuai dengan norma dan ajaran agama. Namun demikian sebaliknya cinta yang di dasari oleh hasrat dan juga keinginan tidak akan pernah membawa kebahagiaan sebab di balik itu semua rentan menimbulkan kekecewaan.

Dari uraian tersebut di atas dapat kita tarik sebuah kesimpulan bahwa tingkat kebahagiaan dari sebuah hubungan kasih sayang yang di lakukan oleh dua insan manusia yang berlainan jenis sangat di tentukan oleh tingkat pemahamannya terhadap arti cinta sejati itu sendiri.

Menyadari akan cinta yang didasari oleh hasrat ataupun keinginan tidak akan pernah membawa kebahagiaan maka gunakanlah akal sehat kita untuk merenungkan kembali atas semua kekeliruan yang barangkali pernah kita alami sebelum sebelumnya.

Jadikan pengalaman sebagai guru agar supaya perjalanan hidup ke depannya tidak menemukan hambatan yakni kembalilah ke jalan Tuhan yang kita yakini sebagai sumber dari segala kebenaran.

Menjalankan Hubungan Kasih Sayang Berdasarkan Cinta Sejati

Hubungan kasih sayang diantara sesama manusia sebagai upaya untuk mendapatkan kebahagiaan sesungguhnya hanya bisa di lakukan oleh mereka yang sama sama mengerti dan memahami arti daripada cinta yang sesungguhnya. Tidak bisa berjalan secara sepihak maka dari itu penting artinya bagi kedua pihak untuk mengetahui bibit dan bobot dari calon pasangannya sebelum dilanjutkan ke jenjang yang lebih serius yaitu pernikahan.

Mengetahui bibit dan bobot dari calon pasangan tidak ada kaitannya dengan urusan duniawi akan tetapi lebih kepada tingkat kesempurnaan akhlaknya. Mereka yang berakhlak baik cendrung menjadikan pernikahan sebagai sebuah upaya untuk menjalankan perintah Nya.

Namun bagi mereka yang menganggap sebuah pernikahan lebih kepada untuk kepentingan duniawi patut kita pertimbangkan kembali jangan sampai kita menyesalinya di kemudian hari.

Bagaimana Cara Menilai Cinta Sejati

Dengan kebersihan hati nurani kita akan dengan mudah bisa mengetahuinya. Dalam upaya menjalankan perintah Nya mereka yang memiliki cinta sejati akan selalu bersikap rendah hati, mampu mengenyampingkan ego pribadi atau perasaan keakuan, membimbing dan menuntun calon pasangannya kearah yang benar tanpa melihat apa yang menjadi kekurangannya.

Ada sedikit perbedaan dengan kalimat berikut "Terimalah pasanganmu apa adanya" artinya satu sama lain bisa menerima kekurangannya masing masing. Meskipun demikian bukan berarti kita melakukan pembiaran terhadap sikap dan prilaku kurang baik yang di tunjukan oleh calon pasangan kita keduanya harus selalu mawas diri untuk menjadikan dirinya menjadi lebih baik terutama yang berkaitan dengan penyempurnaan akhlak.

Mereka yang memiliki cinta sejati akan selalu menilai calon pasangannya dari tingkat kesempurnaan akhlaknya, bukan yang lain. 

Dengan demikian dapat kita simpulkan hubungan kasih sayang yang di landasi dengan cinta sejati sebagaimana Tuhan mencintai semua makhluk ciptaan Nya bisa di pastikan akan membawa kebahagiaan lahir dan bathin baik di dunia maupun di akhirat. Untuk bisa menilai tingkat kesempurnaan akhlak seseorang jadikan ajaran agama sebagai pedomannya.


Jumat, 29 April 2016

Hasrat Duniawi

Hasrat Duniawi Sebagai Sumber Dari Segala Dosa

Ketidaksempurnaan manusia sering kita jadikan alasan pembenar untuk melakukan tindakan yang tidak mencerminkan sifat sifat Ketuhanan. Hal tersebut sekaligus mencerminkan kalau keyakinan kita terhadap keberadaan Tuhan terkesan masih setengah setengah.

Perlu di ketahui kita terlahir ke dunia karena belum sempurna maka dari itu sudah menjadi kewajiban kita untuk menyempurnakannya agar apa yang menjadi hakekat dan tujuan daripada kehidupan sesungguhnya suatu saat nanti bisa tercapai.

Kurangnya keyakinan dan juga pemahaman terhadap ajaran agama membuat kita sering lupa akan tujuan akhir daripada kehidupan itu sendiri. Hal ini terkadang sulit untuk di jelaskan akan tetapi kalau kita mengetahui keberadaan kita sendiri maka kita akan tahu apa yang semestinya di lakukan.

Sesungguhnya semua hal yang berkaitan dengan urusan akhirat jauh lebih nyata dibandingkan dengan urusan duniawi. Lalu benarkah semua hal yang berkaitan dengan urusan duniawi semu adanya? jawabannya "benar".

Berikut penjelasannya...

Roh adalah percikan terkecil dari Tuhan. Kita tidak akan mampu melihat, merasakan dan memiliki apapun di dunia ini apabila roh sebagai sumber daripada kehidupan meninggalkan raga kita. 

Menyadari akan prihal tersebut sudah menjadi kewajiban setiap manusia untuk menjaga kesucian Nya. Bagaimana cara menjaga kesuciannya? hanya ada satu cara yakni dengan menjalankan segala perintah Nya dan menjauhi segala larangan Nya, tidak ada yang lain.

Pertanyaan berikutnya...

Apakah upaya pemenuhan hasrat ataupun keinginan merupakan perintah Nya? jawabannya "tidak". Manusia terlahir di berikan akal dan itu semua hanyalah cara yang bisa di lakukan manusia agar mampu bertahan hidup.

Namun apa yang kita lakukan justru kerapkali berbanding terbalik. Pemenuhan hasrat ataupun keinginan keinginan yang berbau duniawi senantiasa kita jadikan tujuan utama dalam hidup sehingga tidaklah mengherankan kalau sebagian besar manusia saat ini telah terseret ke dalam arus kehidupan yang bergelimang dosa.

Barangkali kita pernah mendengar pendapat seperti ini:  "Menjalankan perintah Nya sebaiknya di lakukan apabila semua kebutuhan hidup sudah terpenuhi." Semua itu adalah alasan klasik yang sering kita dengar dari mereka yang haus akan kenikmatan duniawi. Perlu di ketahui yang namanya kebutuhan hidup tidak akan pernah bisa di penuhi karena memang tidak ada batasannya. 

Apa yang semestinya kita lakukan...? Jadilah pribadi pribadi yang menjunjung tinggi kesederhanan dan upaya pencegahan tentunya jauh lebih baik daripada mengobati, jangan sampai kita baru menyadari semua kesalahan yang kita lakukan di saat ajal sudah mau menjemput.  Perlu diketahui bahwa mereka yang dalam hidupnya selalu berkutat dengan urusan duniawi tidak akan pernah bisa mendapatkan kebahagiaan hidup baik di dunia maupun akhirat.

Sebagai sebuah renungan bahwa kehidupan di akhirat nanti jauh lebih panjang daripada kehidupan di dunia, berbagai akibat yang kita terima akan sangat di tentukan oleh sikap dan prilaku kita selama menjalani kehidupan di dunia ini oleh karenanya jangan pernah menyianyiakan kesempatan yang di berikan untuk segera kembali ke jalan Nya.

Tidak ada kata terlambat untuk bertobat asalkan di lakukan dengan niat tulus dan bersungguh sungguh. Pemenuhan hasrat dan juga keinginan yang berbau duniawi sebagai sumber dari segala dosa yang kita lakukan seyogyanya di tinggalkan sehingga beban dosa yang harus kita pertanggungjawabkan bisa di kurangi.


Kamis, 28 April 2016

Panca Indra

Menyikapi Kelima Fungsi Panca Indra

Sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang memiliki derajat paling tinggi diantara makhluk hidup lainnya manusia dalam kelahirnya di lengkapi dengan 5 (lima) unsur atau bagian yang berfungsi untuk melihat, mendengar, mencium, berbicara dan juga untuk mengecap. Kelima unsur di maksud sering kita sebut dengan sebutan panca indra.

Di samping itu di dalam tubuh manusia juga di lengkapi dengan susunan syaraf pusat yaitu otak yang berfungsi untuk memerintahkan pergerakan organ tubuh dan juga untuk menyerap berbagai macam informasi yang di perlukan.

Dalam fungsinya sebagai penyerap informasi pemahaman terhadap ajaran agama mutlak di perlukan agar pengaruh hal hal yang kurang baik bisa di tekan sekecil mungkin.

Kalau kita jabarkan lebih lanjut panca indra dapat kita uraikan sebagai berikut:

Mata
Pada dasarnya mata berfungsi untuk melihat namun demikian jangan terlalu mudah percaya dengan penglihatan kita sendiri sebab ada kalanya apa yang kita lihat secara kasat mata belum tentu benar.

Gunakan mata untuk melihat sesuatu yang baik baik dan yang indah indah agar otak sebagai susunan syarat pusat mendapatkan pancaran energi positif yang sangat berguna untuk menjaga kesehatan sekaligus menghindarkan diri dari hal hal negatif.

Telinga
Demikian juga halnya dengan telinga yang memiliki fungsi untuk mendengar. Dengarkan kata hati jangan terlalu mudah percaya apa yang kita dengar dari orang lain. Maka dari itu selalu berupaya menjaga kebersihan hati nurani mutlak di perlukan agar kita mampu memfiltrasi berbagai macam informasi yang sekiranya bermanfaat untuk kepentingan hidup kita di kemudian hari.

Hidung
Hidung berfungsi sebagai alat pencium. Apabila kita mencium sesuatu ada baiknya telusuri lebih jauh darimana sumbernya, jangan langsung menyimpulkan jika kita memang belum tahu kebenaran yang sesungguhnya.

Berawal dari penciuman lalu terhubung dengan susunan syaraf pusat timbulah hasrat ataupun keinginan. Kebiasan berpikiran positif akan sangat membantu kita dalam membatasi hasrat dan juga keinginan berlebih yang menguras banyak pikiran dan juga tenaga yang disinyalir mampu melemahkan kondisi kesehatan kita.

Perlu di ketahui bahwa hampir 70% penyakit yang menyerang orang saat ini di sebabkan oleh beban pikiran. Pemenuhan kebutuhan hidup yang semakin komplek di katakan sebagai pemicunya. Oleh sebab itu belajar pola hidup sederhana menjadi sangat penting agar pikiran dan juga tenaga kita tidak terkuras hanya untuk kepentingan hidup sesaat.

Mulut
Ibarat kata pepatah mulutmu adalah harimaumu. Sebelum kita mengucapkan kata kata ada baiknya pikirkan dulu dengan matang agar tidak menimbulkan masalah. Setiap ucapan yang kita sampaikan harus memiliki alasan yang kuat dan berani di pertanggungjawabkan kebenarannya kepada Tuhan yang kita yakini sebagai sumber dari segala sumber kebenaran itu sendiri. Kesalahan mengucapkan kata kata dapat menimbulkan beragam permasalahan maka dari itu hati hatilah dalam berucap kalau kita belum mengetahui kebenarannya.

Lidah
Lidah sebagai indra pengecap dikatakan lebih tajam daripada pedang memang benar adanya. Hal ini bisa di buktikan dengan adanya berbagai pertikaian dan juga kerusuhan dimana kejadian tersebut banyak di akibatkan karena ulah provokator.

Ketajaman lidah dapat menyebabkan orang lain sakit hati dan penyembuhan luka yang di timbulkannya tentunya tidak semudah menyembuhkan luka yang diakibatkan karena irisan pedang ataupun pisau.

Menyadari akan prihal tersebut jagalah selalu kebersihan hati nurani agar keharmonisan hidup antar sesama tetap terjaga. Ajaran tatwamasi bisa di jadikan pegangan karena aku adalah engkau dan engkau adalah aku.

Panca Indra Sebagai Sumber Dari Segala Sumber Dosa

Panca indra di katakan sebagai sumber dari segala sumber dosa tiada lain di sebabkan karena tingkat pemahaman kita terhadap ajaran agama kurang memadai.

Banyak dari kita baru sebatas mengerti dan belum mampu memahaminya dengan baik terhadap berbagai hal yang terkandung di dalamnya sehingga dalam implementasinya seringkali mengalami kekeliruan.

Benar dan salah, baik dan buruk memiliki perbedaan yang sangat tipis bahkan terkadang sulit untuk di bedakan oleh sebab itu berhati hatilah dalam setiap tindakan yang kita lakukan karena ada kalanya apa yang kita lihat, apa yang kita dengar, apa yang kita cium, apa yang kita ucapkan dan apa yang kita rasakan adalah tipuan belaka.

Demikian juga halnya dengan hasrat ataupun keinginan berlebih adalah musuh utama dalam diri oleh karena itu jangan pernah sekali kali menuruti semua apa yang kita inginkan karena itu adalah sumber dosa.

Semua agama mengajarkan kepada setiap umatnya untuk hidup sederhana maka dari itu segala sesuatu yang tidak sesuai dengan ajaran agama sudah sepatutnya di tinggalkan.

Dengan demikian ajaran agama juga bisa di gunakan untuk mengontrol hasrat dan juga keinginan berlebih sehingga kita tidak akan pernah terjebak kedalam sebuah perjalanan hidup yang bergelimang dosa.



Rabu, 27 April 2016

Amal Kebajikan

Menyikapi Asal Usul Keberadaan Manusia
 

Berbagai teori terkait dengan asal usul keberadaan manusia telah di kemukakan oleh para ahlinya salah satu diantaranya ada yang bilang asal mula manusia berevolusi dari bangsa kera tapi ada juga yang bilang berasal dari kumpulan berbagai zat yang di gerakan oleh sesuatu yang tidak pernah di ketahui keberadaannya yang kita yakini sebagai sumber dari segala sumber kehidupan itu sendiri yaitu Tuhan.

Berbicara tentang asul usul keberadaan manusia memanglah rumit karena sampai dengan saat ini tidak ada seorangpun yang mampu menjelaskan sekaligus membuktikan keberadaannya bagaimana hal itu bisa terjadi.

Berbagai teori yang di kemukakan hanyalah sebuah pemikiran manusia yang di dorong oleh sebuah keinginan untuk mengetahuai sesuatu hal dengan segala macam keterbatasannya. Itulah sebabnya keberadaan manusia di katakan tidaklah sempurna adanya.

Segala sesuatu yang di lakukan manusia untuk bisa mengetahui berbagai hal tentunya sah sah saja namun menyadari akan keterbatasan yang ada asal usul keberadaan manusia tidaklah begitu penting untuk di perdebatkan.

Hal terpenting kita percaya dan meyakini bahwa segala sesuatu yang tidak mampu kita pikirkan adalah Tuhan. Sebagai salah satu contoh duluan mana ayam atau telor...? jawabannya pasti ada yang menjawab ayam tapi ada juga yang bilang telor. Nah, manakala pikiran kita sudah tidak mampu menjelaskannya sumber akhir daripada keduanya maka itulah yang kita yakini sebagai Tuhan.

Bahwa semua yang ada di dunia ini adalah ilusi barangkali jawaban yang paling mendekati kebenaran sebab terbukti tidak ada yang kekal dan abadi. Tuhan menciptakan alam semesta beserta seluruh isinya sudah tentu ada tujuannya.

Demikian juga halnya dengan keberadaan manusia yang memiliki derajat paling tinggi diantara makhluk hidup lainnya harus mampu menjaga, memelihara sekaligus melindungi seluruh makhluk ciptaan Nya agar kehidupan ini tetap bisa berlangsung.

Ibarat kata pepatah "Manusia mati meninggalkan karmanya sementara Gajah mati meninggalkan gadingnya" memiliki pengertian barang siapa yang dalam hidupnya selalu berupaya mengamalkan kebajikan kelak mereka akan di kenang sepanjang masa.

Pernahkah anda mendengar mereka yang sudah meninggal dunia dikenang karena kekayaannya, tidak bukan? Menyadari akan prihal tersebut sudah menjadi kewajiban kita semua untuk berlomba lomba mengamalkan kebajikan agar suatu saat nanti keberadaan kita selalu di kenang.

Ukirlah namamu dengan selalu berupaya mengamalkan kebajikan, jangan pernah terlena dengan pujian orang lain akan tetapi jadilah orang orang terpuji di hadapan Nya...! Amal kebajikan yang kita lakukan bisa di jadikan bekal untuk menghindarkan diri dari siksa api neraka akibat daripada dosa dosa yang pernah kita lakukan sebelum sebelumnya.



Makna Kesederhanaan Hidup

Memaknai Kehidupan Dengan Berpedoman Pada Pola Hidup Sederhana

Berbagai macam aktifitas ataupun kegiatan yang di lakukan manusia semenjak memasuki usia produktif semata mata merupakan sebuah tanggung jawab moral yang harus di lakukan untuk bisa bertahan hidup.

Oleh sebab itu dalam realisasinya kita harus selalu berpedoman pada pola hidup sederhana agar tidak menimbulkan berbagai macam masalah akibat daripada ketidakmampuan kita mengontrol diri dalam upaya pemenuhan kebutuhan hidup sehari hari.

Kebutuhan hidup yang semakin komplek seringkali kita jadikan sebagai alasan pembenar munculnya perasaan ambisius pada diri seseorang yang haus akan kepuasan duniawi sehingga tidaklah mengherankan kalau sebagian besar manusia saat ini cendrung menjadikan harta benda sebagai ukuran sebuah kesuksesan. 

Keberadaannya selalu ingin di akui dan seringkali menganggap dirinya merasa benar. Akan tetapi tahukah anda menganggap kekeliruan sebagai sebuah kebenaran adalah kegelapan yang sesungguhnya. Oleh sebab itu setiap manusia harus selalu berupaya mawas diri agar mampu membedakan mana yang baik dan yang buruk dan juga mana yang benar dan yang salah.

Dengan menjadikan agama sebagai sumber dari segala sumber kebenaran niscaya pada suatu hari nanti kita pasti akan menyadari bahwa sebuah kesuksesan tidak bisa di ukur dari kekayaan akan tetapi ukurannya adalah sejauh mana kita mampu menyempurnakan akhlak sebagai bekal hidup di kemudian hari.

Tuhan itu Maha Pemurah dan Pemaaf oleh sebab itu bertobatlah dengan sungguh sungguh sebelum ajal menjemput dengan cara menjalankan semua perintah Nya dan menjauhi semua larangan Nya.

Penempatan Ego Atau Perasaan Keakuan Pada Tempatnya

Setiap manusia terlahir ke dunia memiliki ego dan sudah menjadi kewajiban kita semua untuk selalu berupaya menempatkan ego pada tempat dan juga situasi yang benar sebab salah dalam penempatannya akan terkesan arogan dan juga sombong, maka dari itu berhati hatilah....!

Misalnya saja dalam upaya kita memberikan penyadaran kepada orang lain ada kalanya mereka tidak bisa menerima saran dan juga kritikan yang kita lontarkan karena barangkali mereka merasa memiliki kemampuan finansial di atas kita.

Menghadapi sikap dan prilaku orang seperti itu tidaklah semudah membalikan telapak tangan perlu kesabaran dan juga pengetahuan yang cukup terkait dengan fungsi dan keberadaan harta benda sebagai sarana untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Berikan mereka pemahaman yang benar agar sifat arogan dan juga sombong yang kerapkali mereka perlihatkan secara perlahan mampu hilang dengan sendirinya. Butuh waktu yang cukup karena ada kalanya mereka malu mengakui sikap dan prilakunya sendiri secara langsung.

Berkaitan dengan penempatan ego bukan berarti kita merasa lebih pintar dari mereka akan tetapi lebih kepada memberikan penyadaran bahwa apa yang di lakukannya tidaklah benar.

Perlu di sadari perjalanan hidup setiap manusia akan sangat di tentukan oleh karmanya masing masing oleh sebab itu upaya memberikan penyadaran kepada orang lain tidak pernah mengenal kata rugi ataupun menyerah karena semua itu adalah bagian dari upaya kita menjalankan perintah Nya.

Intinya jangan pernah takut mengkritik maupun memberikan saran kepada orang lain asalkan kita memiliki pedoman yang jelas dan berani mempertanggungjawabkan kebenarannya di hadapan Tuhan. Tempatkan ego pada tempatnya agar kita bisa merubah sesuatu yang tidak baik menjadi baik dan dari sesuatu yang tidak benar menjadi benar.

Jadilah pribadi pribadi yang sederhana sebagai upaya mengantisipasi kesengsaraan akhirat akibat daripada berbagai macam dosa yang kita lakukan dalam menjalani kehidupan di dunia ini.


Selasa, 26 April 2016

Mengenai Saya

Blog ini di buat sebagai sebuah renungan sekaligus memberikan penyadaran kepada umat manusia yang dalam hidupnya memprioritaskan diri untuk mencari kepuasan duniawi dengan suatu harapan agar suatu saat nanti mereka sadar jika apa yang di lakukannya sangatlah bertentangan dengan ajaran agama.

Semua artikel yang di muat dalam blog ini terinspirasi dari pemikiran pribadi akibat daripada adanya perubahan sikap dan prilaku manusia yang cendrung mudah terpengaruh dengan perubahan jaman sehingga dalam implementasinya kerapkali berakhir dengan penyesalan.

Apa yang termuat di dalamnya tidak ada maksud dan tujuan untuk menyudutkan siapapun, etnis, suku dan juga agama apapun akan tetapi lebih kepada kesadaran pribadi untuk ikut serta berpartisipasi memberikan pencerahan melalui tulisan tulisan guna mengantisipasi kemerosotan moral manusia yang kian hari tampak semakin parah.
Tema yang di buat diambil dari berbagai pengalaman dengan melihat kejadian ataupun peristiwa yang terjadi namun sampai dengan saat ini masih banyak menyisakan masalah yang tidak kunjung bisa terselesaikan.

Melalui blog ini tentunya saya pribadi berharap agar kesadaran mereka yang sudah sempat membaca mampu memahami maksud dan tujuannya dengan baik dan tidak menimbulkan penafsiran sebab semua artikel yang di muat di dasarkan atas pemikiran sehat tanpa ada maksud dan tujuan kiasan lainnya.

Menyadari akan keterbatasan yang ada tentu apa yang di muat dalam blog ini masih banyak sekali kekurangannya oleh karena itu saran dan kritikan dari para pengunjung sangat di sarankan agar kedepannya keberadaan blog menjadi lebih sempurna dan bermanfaat bagi kepentingan orang banyak.

Silahkan ikut bergabung dan dapatkan update terbaru secara gratis dengan cara memberikan komentar pada setiap artikel yang di unduh.

Bagikan informasi ini ke semua teman dan jadikan setiap pesan yang di sampaikan sebagai sebuah renungan demi kebaikan dan kemuliaan hidup di kemudian hari.

Semoga bahagia...!



Minggu, 24 April 2016

Hakekat Dan Tujuan Kehidupan

Memahami Hakekat Dan Tujuan Kehidupan Sesungguhnya

Perubahan gaya hidup dan pola pikir masyarakat moderen kerapkali menyisakan berbagai macam pertanyaan apa sih yang sebenarnya kita cari dalam hidup ini...? sebuah pertanyaan sederhana namun tidak banyak orang yang mampu menjawab dan memahaminya dengan baik.

Kalau pertanyaan semacam itu kita lontarkan ke publik umumnya mereka pasti akan menjawab adapun yang kita cari dalam hidup ini adalah untuk mendapatkan kebahagiaan lahir dan bathin baik di dunia maupun akhirat.

Lalu pertanyaan berikutnya untuk bisa mendapatkan itu semua apakah sikap dan perbuatan kita sudah mencerminkan sifat sifat Ketuhanan? kalau belum, bisa dipastikan jawaban seperti itu hanyalah sebuah khayalan ataupun baru sebatas angan angan tanpa di barengi dengan niat tulus untuk merealisasikannya.

Yang jelas mereka yang mencari kepuasan duniawi sebagai sumber daripada mencari kebahagiaan dunia dan akhirat  tidak akan pernah bisa terwujud karena apa yang ada di dunia ini semu adanya.

Memaknai Arti Sebuah Kehidupan

Lahir sebagai manusia adalah sebuah kesempatan untuk bisa menyempurnakan akhlak agar suatu saat nanti amal bakti kita bisa di terima dan bisa bersatu kembali dengan Sang Maha Pencipta.

Namun demikian tidak banyak yang memahaminya. Adanya perubahan jaman, perubahan gaya hidup dan juga pola pikir cendrung membuat manusia lupa akan arti sebuah kehidupan itu sendiri.

Hal ini menandakan keyakinan sebagian besar manusia terhadap keberadaan Tuhan semakin menurun. Semuanya baru sebatas wacana sementara sikap dan prilaku yang ditunjukannya cendrung bertolak belakang dengan apa yang telah di isyaratkan dalam setiap ajaran agama.

Kalau kita renungkan sejenak bahwa sesungguhnya apa yang kita lihat, apa yang kita dengar, apa yang kita rasakan dalam kehidupan ini hanyalah ilusi belaka.

Banyak dari kita berpikiran menjalankan perintah Nya sebaiknya di lakukan apabila semua kebutuhan hidup terpenuhi. Pola pikir semacam itu tentulah sangat memprihatinkan dan tidak mungkin bisa direalisasikan mengingat naluri manusia tidak akan pernah merasa puas. Di samping tentunya kesempatan yang di berikan oleh Nya agar kita bisa menyempurnakan akhlak tidak akan berjalan optimal bahkan cendrung terlupakan.

Hidup ini memang sebuah pilihan dan setiap manusia memiliki hak untuk memilih dan menentukan jalan hidupnya sendiri namun melihat berbagai macam kekeliruan yang dilakukan oleh manusia seyogyanya harus segera di luruskan. 

Kewajiban Manusia Menjalankan Aktifitasnya

Setiap manusia wajib berusaha untuk bisa memenuhi kebutuhan hidupnya sehari hari namun demikian perlu di sadari pemenuhan kebutuhan hidup memiliki tujuan agar kita bisa bertahan hidup sehingga memiliki waktu lebih lama untuk menebus segala dosa yang kita lakukan pada masa kehidupan sebelumnya.

Tuhan menciptakan alam semesta ini beserta dengan seluruh isinya adalah untuk kepentingan seluruh umat manusia. Namun adanya exploitasi alam secara besar besaran oleh pihak pihak yang tidak bertanggung cendrung membawa imbas yang kurang baik bagi kelangsungan hidup manusia dan juga makhluk hidup lainnya.

Oleh sebab itu jangan pernah di tiru jadilah pribadi pribadi yang berbudi pekerti luhur dengan cara berpikir yang baik, berkata yang baik dan berbuat yang baik sesuai dengan ajaran Tri Kaya Parisudha.

Tidak perlu berlebih gunakanlah segala sesuatunya sesuai dengan kebutuhan dan hilangkan semua ambisi untuk kepentingan hidup sesaat agar kita semua terhindar dari tatanan kehidupan yang bergelimang dosa.